Selasa, 04 Oktober 2011

Kebudayaan Sunda (kebudayaan dari dalam negri) - Tugas IBD

KEBUDAYAAN SUNDA
Indonesia mempunyai beragam kebudayaan yang sangat banyak. Budaya Indonesia harus dilestarikan kebudayaannya. Kebudayaan Indonesia sangat khas sehingga banyak turis asing datang ke Indonesia. Indonesia mempunyai budaya yang tidak dimiliki oleh negara lain. Seharusnya, Warga Negara Indonesia wajib untuk melestarikan budaya.
Kebudayaan Sunda termasuk kebudayaan tertua. Kebudayaan sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dijaga dan dilestarikan. Keaslian dr kebudayaan sunda jg hrus dipertahankan keaslian kebudayaannya.
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa,
Indonesia, dari Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa hingga sekitar Brebes (mencakup
wilayah administrasi propinsi Jawa Barat, Banten, sebagian DKI Jakarta, dan sebagian
Jawa Tengah. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di
Indonesia. Kerana letaknya yang berdekatan dengan ibu kota negara maka hampir selur
Suku bangsa yang ada di Indonesia terdapat di provinsi ini. 65% penduduk Jawa Barat
adalah Suku Sunda yang merupakan penduduk asli provinsi ini. Suku lainnya adalah
Suku Jawa yang banyak dijumpai di daerah bagian utara Jawa Barat, Suku Betawi banyak
mendiami daerah bagian barat yang bersempadan dengan Jakarta. Suku Minang dan Suku
Batak banyak mendiami Kota-kota besar di Jawa Barat, seperti Bandung, Cimahi, Bogor,
Bekasi, dan Depok. Sementara itu Orang Tionghoa banyak dijumpai hampir di seluruh
daerah Jawa Barat.
Budaya sunda memiliki banyak kesenian , diantaranya adalah kesenian sisngaan, tarian khas sunda, wayang golek,permainan anak kecil yang khas,alat musik sunda yang bisanya digunakan pada pagelaran kesenian.


 1.Sisingaan adalah kesenian khas sunda yang menampilkan 2 – 4 boneka singa yang diusung oleh para pemainnya sambil menari sisingaan  sering digunakan dalam acara tertentu, seperti pada acra khitanan. Kirap helaran atau yang disebut sisingaan adalah suatu jenis kesenian tradisional atau
seni pertunjukan rakyat yang dilakukan dengan arak-arakan dalam bentuk helaran.
Pertunjukannya biasa ditampilkan pada acara khitanan atau acara-acara khusus seperti ;
menyambut tamu, hiburan peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan hari-
hari besar lainnya. Seperti yang diikuti ratusan orang dari perwakilan seluruh kelurahan
di Cimahi, yang berupa arak-arakan yang pernah digelar pada saat Hari Jadi ke-6 Kota
Cimahi. Kirap ini yang bertolak dari Alun-alun Kota Cimahi menuju kawasan.



2.Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang
terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang
disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara
manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung
lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan,
pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam
hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 - 21.00 hingga pukul 04.00
pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan
(tokoh baik melawan tokoh jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh budaya Hindu dari
India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil
nama-nama dari tanah India.Dalam Wayang Golek, ada 'tokoh' yang sangat dinantikan
pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawala dan Cepot.
Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan
peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang
Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.

                          
3.Tari Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan
modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.Tari
Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu Degung. Musik ini
merupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go'ong, Saron, Kacapi, dsb.
Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari Tari
Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang terdengar
paling menonjol selama mengiringi tarian.

Tarian Ketuk Tilu , sesuai dengan namanya Tarian ketuk tilu berasal dari nama sebuah instrumen atau alat musik  tradisional yang disebut ketuk sejumlah 3 buah.






4.Alat Musik khas sunda yaitu, angklung , rampak kendang, suling, kecapi,gong,calung. Angklung adalah instrumen musik yang terbuat dari bambu , yang unik , enak didengar  angklung juga sudah menjadi salah satu warisan kebudayaan Indonesia. Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda
dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah
dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun
menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk
pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang
dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
    

5.Pencak Silat Cikalong tumbuh dikenal dan menyebar, penduduk tempatan menyebutnya"Maempo Cikalong". Khususnya di Jawa Barat dan diseluruh Nusantara pada umumnya,hampir seluruh perguruan pencak silat melengkapi teknik perguruannya dengan aliran ini.Daerah Cianjur sudah sejak dahulu terkenal sebagai daerah pengembangan kebudayaanSunda seperti; musik kecapi suling Cianjuran, klompen cianjuran, pakaian moda Cianjuran yang sampai kini dipergunakan dll.

6.Upacara Adat Perkawinan Sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan pesta
pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun rangkaian
acaranya dapat dilihat berikut ini.
Nendeun Omong, yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat
mempersunting seorang gadis.
Lamaran. Dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat. Disertai
seseorang berusia lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun atau sirih pinang
komplit, uang, seperangkat pakaian wanita sebagai pameungkeut (pengikat). Cincin tidak
mutlak harus dibawa. Jika dibawa, bisanya berupa cincing meneng, melambangkan
kemantapan dan keabadian.
Tunangan. Dilakukan ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang warna
pelangi atau polos kepada si gadis.
Seserahan (3 - 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang,
pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.
Ngeuyeuk seureuh (opsional, Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan
dilaksanakan sesaat sebelum akad nikah.)
Dipimpin pengeuyeuk.
Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada
kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang
disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
Diiringi lagu kidung oleh pangeuyeuk
Disawer beras, agar hidup sejahtera.
dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja.
Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan
dibina masih bersih dan belum ternoda.
Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna agar
keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.
Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin pria).
Membuat lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi
satu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu
yang hadir. Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan
kepada saudara dan handai taulan.
Berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dan
disayang keluarga.
Upacara Prosesi Pernikahan
Penjemputan calon pengantin pria, oleh utusan dari pihak wanita
Ngabageakeun, ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bunga
melati kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon
pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah.
Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri
pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan
yang masih murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani
surat nikah.
Sungkeman,
Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer
dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin
dipayungi payung besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram
pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria.
Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinya
dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.