NAMA : TOYA LEBANG
NPM : 17211158
KELAS: 3EA03
Materi 5
HIPOTESIS
1. Pengertian
Dari arti katanya, hipotesis berasal
dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya di bawah dan “thesa”
yang artinya kebenaran. Peneliti mendalami permasalahan dengan seksama dan
mensurvei teori (literatur/sumber referensi/kepustakaan), kemudian membuat
hipotesis yang masih harus dibuktikan/diuji kebenarannya (di bawah kebenaran).
Inilah hipotesis, peneliti harus berpikir hipotesisnya dapat diuji sehingga
naik statusnya menjadi thesa atau sebaliknya tetap menjadi hipotesis.
Sugiyono (2008:96) menyatakan
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di
mana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris.
Dalam
Ruseffendi (2005:23), hipotesis adalah penjelasan atau jawaban tentatif
(sementara) tentang tingkah laku, fenomena (gejala), atau kejadian yang akan
terjadi; bisa juga mengenai kejadian yang sedang terjadi. Jadi, hipotesis juga
dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.
Hipotesis
termasuk dalam langkah penelitian, tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua
penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan
deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.
G.E.R
brurrough (Arikunto, 2010:112) mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting
dilakukan bagi :
1. Penelitian
menghitung banyaknya sesuatu
2. Penelitian
tentang perbedaan
3. Penelitian
hubungan.
2. Ciri-Ciri
Hipotesis yang Baik
Setelah hipotesis dirumuskan, maka sebelum pengujian yang sebenarnya
dilakukan, hipotesis harus dinilai terlebih dahulu. Untuk menilai kelaikan
hipotesis, ada beberapa kriteria atau ciri hipotesis yang baik yang dapat
dijadikan acuan penilaian. Kriteria atau ciri hipotesis yang baik menurut
Furchan (2007: 121-129) yaitu: (1) hipotesis harus mempunyai daya penjelas; (2)
hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara
variabel-variabel; (3) hipotesis harus dapat diuji; (4) hipotesis hendaknya
konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada; dan (5) hipotesis hendaknya
dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin. Pendapat ini diperkuat oleh
Sugiyono (2008:106), menurut beliau karakteristik hipotesis yang baik adalah
sebagai berikut:
a.Merupakan
dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada
berbagai sampel dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih.
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas sehingga tidak
menimbulkan berbagai penafsiran.
c. Dapat diuji
dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Ruseffendi (2005:26-27) memaparkan
bahwa ciri-ciri yang menonjol dari hipotesis yang baik adalah pertama, sejalan
dengan hasil penelitian sebelumnya. Kedua, tentatif dan berupa penjelasan yang
masuk akal bagi terbentuknya tingkah laku tertentu, gejala (fenomena), atau
kejadian. Ketiga, menguraikan sejelas dan sepadat mungkin hubungan (perbedaan)
yang diharapkan terjadi antara dua variabel dan menjelaskan variabel-variabel
itu dalam kata-kata yang operasional dan dapat diukur. Keempat, dapat diuji
(dites). Perhatikan contoh hipotesis berikut, yang kedua lebih operasional
daripada yang pertama.
1.
Ada hubungan
positif antara sikap dan kemampuan.
2. Ada hubungan positif antara nilai
sikap yang diukur dengan skala Likert dan nilai prestasi belajar pada raport.
Secara umum, hipotesis yang baik
harus mempertimbangkan semua fakta-fakta yang relevan, harus masuk akal dan
tidak bertentangan dengan hukum alam. Hipotesis juga harus dapat diuji dan
sederhana serta jelas.
3. Macam-macam
hipotesis
Menurut Arikunto (2010:112-113) ada
dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian antara lain :
1. Hipotesis
kerja atau alternatif ,disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan
antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja
a)
Jika ………
maka ………
b) Ada
perbedaan antara ……… dan ………
c) Ada pengaruh
……… terhadap ………
Hipotesis alternatif adalah
hipotesis yang merupakan lawan dari hipotesis nol yang dilambangkan dengan Ha
atau H1. Hipotesis kerja merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu
masalah yang sedang dikaji. Dalam hipotesis ini peneliti menganggap benar
hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian
hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan
penelitian.
2. Hipotesis
nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara
dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak yang
dilambangkan dengan Ho. Rumusannya:
a) Tidak ada perbedaan antara ……… dengan ………
b) Tidak ada
pengaruh ……… terhadap ………
4. Kegunaan
Hipotesis
Dalam kegiatan penelitian, hipotesis merupakan sesuatu yang harus
dilakukan. Pentingya hipotesis dinyatakan oleh Furchan (2007:115) yang mengungkapkan
setidaknya ada dua alasan yang mengharuskan penyusunan hipotesis. Kedua alasan
tersebut ialah:
1.Hipotesis
yang mempunyai dasar kuat menunjukkan bahwa peneliti telah mempunyai cukup
pengetahuan untuk melakukan peneliatian di bidang itu.
2.Hipotesis
memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data; hipotesis dapat
menunjukkan kepada peneliti prosedur apa yang harus diikuti dan jenis data apa
yang harus dikumpulkan. Dengan demikian dapat dicegah terbuang sia-sianya waktu
dan jerih payah peneliti. Perlu ditekankan bahwa hal ini berlaku bagi semua
jenis studi penelitian, tidak hanya yang bersifat eksperimen saja.
SUMBER