NAMA :
TOYA LEBANG
NPM :
17211158
KELAS: 3EA03
Materi 11
Pengaruh
Kelas Sosial dan Status
1. Jenjang Sosial
Jenjang sosial selalu menjadi
masalah sebuah negara, baik negara maju maupun bagi negara yang sedang
berkembang. Masalah jenjang sosial sampai saat ini belum mendapatkan jalan
keluar, mengingat masih banyak pengangguran dan juga penghasilan masyarakat
yang belum mampu menutupi kebutuhannya sehari-hari. Karena itu, pemerintah
mengharapkan adanya kerjasama dengan berbagai kegiatan sosial, agar jenjang sosial
ini dapat diminimalisir
2. Pengertian Jenjang Sosial
Jenjang social adalah kondisi dimana
seseorang berada pada posisi yang mencerminkan status social di masyarakat yang
memiliki tingkatan-tingkatan berdasarkan kelas social di masyarakat yang sedang
diraihnya,sehingga jenjang social akan senantiasa berubah seiring dengan
pencapaian dan keberhasilan seseorang dalam merubah kelas socialnya.
3. Factor Penentu Kelas Sosial
Kelas social merujuk kepada
perbedaan hierarkis atau stratifikasi anatara insane atau kelompok manusia
dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan
social,namun tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori kedalam
golongan social yang sama.
Beberapa indikator lain yang berpengaruh
terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu:
1. Kekayaan
Untuk memahami peran uang dalam
menentukan strata sosial/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya
kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas sosial
tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang
cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran untuk
menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Sebagai contoh: dalam kelas sosial
atas tentunya diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut tata cara
kelas sosial tersebut. Namun demikian, jumlah uang sebanyak apa pun tidak
menjamin segera mendapatkan status kelas sosial atas. "Orang Kaya
Baru" (OKB) mungkin mempunyai banyak uang, tetapi mereka tidak otomatis
memiliki atau mencerminkan cara hidup orang kelas sosial atas. OKB yang tidak
dilahirkan dan disosiaiisasikan dalam sub-kultur kelas sosial atas, maka dapat
dipastikan bahwa sekali-sekali ia akan melakukan kekeliruan, dan kekeliruan itu
akan menyingkap sikap kemampuannya yang asli. Untuk memasuki suatu status baru,
maka dituntut untuk memiliki sikap, perasaan, dan reaksi yang merupakan
kebiasaan orang status yang akan dituju, dan hal ini diperlukan waktu yang
tidak singkat.
2.pekerjaan
Dengan semakin beragamnya pekerjaan
yang terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar
atau tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada
jenis pekerjaan lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat Cina klasik,
dimana mereka lebih menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu; Sedangkan
orang-orang Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
Mengapa suatu jenis pekerjaan harus
memiliki prestise yang lebih tinggi daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini
merupakan masalah yang sudah lama menarik perhatian para ahli ilmu sosial.
Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memberi penghasilan
yang lebih tinggi; meskipun demikian terdapat banyak pengecualian (?).
Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memerlukan
pendidikan tinggi, meskipun korelasinya masih jauh dari sempuma. Demikian
halnya pentingnya peran suatu jenis pekerjaan bukanlah kriteria yang memuaskan
sebagai faktor determinan strata sosial, Karena bagaimana mungkin kita bisa mengatakan
bahwa pekerjaan seorang petani atau polisi kurang berharga bagi masyarakat
daripada pekerjaan seorang penasihat hukum atau ahli ekonomi ? Sebenarnya,
pemungut sampah yang jenjang prestisenya rendah itulah yang mungkin merupakan
pekerja yang memiliki peran penting dari semua pekerja dalam peradaban kota!
Pekerjaan merupakan aspek strata sosial yang penting, karena begitu banyak segi
kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita mengetahui
jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan,
standar hidup, pertemanannya, jam kerja, dan kebiasaan sehari-hari keluarga
orang tersebut. Kita bahkan bisa menduga selera bacaan, selera rekreasi,
standar moral, dan bahkan orientasi keagamaannya. Dengan kata lain, setiap
jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup yang sangat berbeda dengan
jenis pekerjaan lainnya.
4. Pengukuran Kelas Sosial
Kelas sosial seseorang terukur dari
bagaimana orang lain menilai dan menghormati kelas sosial yang dimilikinya.
Pengukuran kelas sosial juga dapat dilakukan melalui beberapa kriteria ukuran
sebagai berikut.:
1. Ukuran subjektif
Dimana sseeorang diminta untuk menentukan sendiri posisi kelas sosialnya.
1. Ukuran subjektif
Dimana sseeorang diminta untuk menentukan sendiri posisi kelas sosialnya.
2. Ukuran reputasi
Kelas sosial ditentukan oleh orang lain yang dari luar lingkungannya, biasanya dinilai dari seberaa besar orang lain mengenal namanya.
3. Ukuran objektif
Kelas sosial di tentukan berdasarkan atas variable sosioekonomi seperti pekerjaan, besarnya pendapatan, dan pendidikan.
5. Apakah Kelas social berubah?
Kelas sosial yang dimiliki oleh
seseorang merupakan hasil kerja keras, dengan kerja keras tentu kelas sosial
akan meningat, namun untuk mempertahankannya pun butuh perjuangan, bil tidak,
maka kelas sosial yang sebelumnya dimiliki, akan mengalami penurunan.
Kelas sosial senantiasa akan berubah seiring dengan prestasi seseorang dimasyarakat, untuk itu agar kelas sosial seseorang selalu terjaga, maka ia perlu menjaganya dengan usaha yang keras.
Kelas sosial senantiasa akan berubah seiring dengan prestasi seseorang dimasyarakat, untuk itu agar kelas sosial seseorang selalu terjaga, maka ia perlu menjaganya dengan usaha yang keras.
6. Pemasaran pada Segmen Pasar berdasar Kelas Sosial
Untuk
mencapai hasil pemasaran yang optimal, kita pertama kali harus terlebih dahulu
melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan kita jual. Segmentasi pasar
pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagian-bagian tertentu; bisa berdasar
pembagian demografis; berdasar kelas ekonomi dan pendidikan ataupun juga
berdasar gaya hidup (psikografis).
Pembagian segmen yang paling lazim dilakukan adalah berdasar kelas sosial ekonomi. Sebagai misal, pembagain yang sering dilakukan adalah membagi lapisan pasar menjadi empat kelas : misal kelas C (kelas ekonomi rendah), kelas B (menengah), dan kelas AB (menengah atas) dan kelas A (golongan atas).
Pembagian segmen yang paling lazim dilakukan adalah berdasar kelas sosial ekonomi. Sebagai misal, pembagain yang sering dilakukan adalah membagi lapisan pasar menjadi empat kelas : misal kelas C (kelas ekonomi rendah), kelas B (menengah), dan kelas AB (menengah atas) dan kelas A (golongan atas).
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar